Ternyata Begini Asal Usul Nama Kebon Jeruk dan Kebon Sirih di Jakarta
Jakarta dikenal dengan ragam nama wilayahnya yang unik. Beberapa di antaranya menyimpan jejak sejarah dan cerita lama yang masih bertahan hingga kini. Dua kawasan yang cukup populer adalah Kebon Jeruk dan Kebon Sirih. Nama keduanya terdengar sederhana, namun siapa sangka, asal-usulnya ternyata erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Batavia tempo dulu.
Kebon Jeruk: Jejak Perkebunan di Barat Jakarta
Kawasan Kebon Jeruk yang kini dipenuhi gedung perkantoran, sekolah, hingga pusat kuliner, dulunya adalah lahan perkebunan yang rimbun. Sesuai namanya, daerah ini merupakan tempat warga menanam pohon jeruk dalam skala besar. Hasil panennya digunakan untuk konsumsi sehari-hari sekaligus dijual di pasar Batavia.
Seiring berjalannya waktu, wilayah perkebunan berangsur-angsur berubah menjadi pemukiman padat, lalu berkembang menjadi kawasan strategis di Jakarta Barat. Meski pohon jeruk sudah jarang ditemukan, nama “Kebon Jeruk” tetap melekat sebagai penanda sejarah kawasan tersebut.
Kebon Sirih: Antara Tanaman Tradisional dan Pusat Kota
Sementara itu, Kebon Sirih yang berada di jantung Jakarta, dulunya merupakan area perkebunan daun sirih. Tanaman sirih pada masa itu sangat populer, karena digunakan dalam tradisi masyarakat untuk menyirih atau menginang. Aktivitas ini bukan hanya kebiasaan sehari-hari, tetapi juga bagian dari adat dan simbol pergaulan sosial.
Kebon Sirih kemudian berkembang menjadi kawasan penting di pusat kota, dekat dengan kawasan pemerintahan dan bisnis. Meski tradisi menyirih mulai ditinggalkan, nama wilayah ini menjadi pengingat bagaimana tanaman sederhana pernah berperan besar dalam kehidupan masyarakat Betawi tempo dulu.
Nama sebagai Warisan Budaya
Kebon Jeruk dan Kebon Sirih hanyalah dua contoh dari sekian banyak nama tempat di Jakarta yang berakar dari sejarah lokal. Nama-nama ini bukan sekadar sebutan geografis, melainkan potongan cerita tentang bagaimana masyarakat hidup, bertani, dan berinteraksi pada masanya.
Hari ini, ketika kita melewati jalan-jalan di Kebon Jeruk atau kawasan elit di Kebon Sirih, mungkin sulit membayangkan daerah tersebut dulunya hanyalah hamparan kebun. Namun, nama-nama itu tetap menjadi pengingat bahwa Jakarta modern dibangun di atas sejarah panjang yang penuh cerita.