Skandal Narkoba di Sumut: Anggota TNI Terseret Kasus 40 Kg Sabu
Satu lagi skandal besar mencoreng dunia penegakan hukum di Indonesia. Seorang anggota TNI diduga terlibat dalam jaringan peredaran narkoba kelas kakap setelah aparat mengungkap penyelundupan 40 kilogram sabu di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Penemuan mengejutkan ini bermula dari penangkapan sejumlah tersangka sipil dalam operasi gabungan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparat kepolisian. Dari hasil pengembangan dan penyelidikan, nama seorang oknum anggota TNI muncul dalam dugaan keterlibatan jaringan tersebut.
Barang Bukti Puluhan Kilogram Sabu Disita
Dalam penangkapan itu, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa sabu dengan berat total sekitar 40 kg, yang dikemas rapi dalam karung dan siap diedarkan ke berbagai daerah. Nilai dari barang haram tersebut ditaksir mencapai miliaran rupiah.
“Ini bukan jaringan kecil. Modus yang digunakan cukup canggih dan terstruktur. Yang mengejutkan adalah dugaan keterlibatan oknum militer dalam distribusinya,” ujar seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya.
Kodam I/Bukit Barisan Buka Suara
Menanggapi kabar tersebut, pihak Kodam I/Bukit Barisan selaku komando teritorial di wilayah Sumut menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan toleransi terhadap prajurit yang terbukti melanggar hukum, apalagi terlibat dalam kasus narkotika.
“Kami tegaskan, jika benar anggota kami terlibat, maka akan diproses secara hukum militer maupun pidana umum. Tidak ada perlindungan bagi pelanggar,” tegas Kepala Penerangan Kodam dalam konferensi pers singkat.
Saat ini, oknum yang bersangkutan telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan internal dan pendalaman motif keterlibatannya.
TNI dan Komitmen Antinarkoba
TNI, sebagai garda pertahanan negara, selama ini dikenal aktif dalam pemberantasan narkoba, baik di wilayah perbatasan maupun dalam mendukung operasi aparat penegak hukum lainnya. Namun, kasus ini menjadi ironi tersendiri dan menodai reputasi institusi jika keterlibatan oknum tersebut terbukti.
Pengamat militer menyebut bahwa penyimpangan seperti ini bisa terjadi jika sistem pengawasan dan pembinaan tidak berjalan maksimal.
“Satu prajurit bisa merusak nama baik ribuan yang lain. Maka ketegasan dan transparansi dalam penanganannya sangat penting,” ujar pengamat militer dari Universitas Pertahanan.
Proses Hukum Terus Berjalan
Pihak berwenang memastikan proses hukum akan berjalan hingga tuntas. Tidak hanya fokus pada pelaku lapangan, penyidik juga memburu aktor intelektual dan jalur distribusi jaringan tersebut. Dugaan sementara, sabu tersebut berasal dari luar negeri dan masuk melalui jalur laut.
Masyarakat berharap agar kasus ini menjadi momentum bersih-bersih di tubuh aparat serta memperkuat sinergi dalam pemberantasan narkoba di Indonesia.
Keterlibatan aparat dalam jaringan narkotika adalah ancaman serius bagi integritas hukum dan keamanan nasional. Kasus di Asahan ini membuka mata bahwa perang melawan narkoba tak hanya soal pengguna, tapi juga tentang siapa yang diam-diam menjadi pelindung di balik layar.